KEKERASAN FISIK TERHADAP ANAK
DALAM SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN
( Studi Kasus di Pondok Pesantren
Salafiyah Gedongsari Prambon Nganjuk )
Proposal Penelitian
Diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas Semester Genap
pada mata kuliah “ TAFSIR
3 ”
Dosen Pengampu:
M.AKIB
MUSLIM
Disusun Oleh:
Zusna Qurrotul Uyyun
9325 022 07
Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2011
KEKERASAN FISIK TERHADAP ANAK
DALAM SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN
( Studi Kasus di Pondok Pesantren
Salafiyah Gedongsari Prambon Nganjuk )
A. Konteks Penelitian
Anak
adalah asset “produktif” bagi keluarga
dan masyarakat, terlebih lagi jika anak itu adalah laki-laki.[1] Anak
juga diakui sebagai komunitas yang diklaim sebagai pelanjut estafet perjuangan
dalam masyarakat. Oleh sebab itu, PBB dan Negara anggotanya mengeluarkan
Undang-undang Perlindungan Anak tahun 2000.[2]
Pelayanan
yang baik bagi anak adalah pelayanan yang menyenangkan bagi anak dan mendorong
daya kreatifitas serta kemampuan anak secara keseluruhan. Hal ini tentu akan
membutuhkan kesadaran dan kesabaran semua komponen masyarakat yang terlibat
dalam pendidikan anak. Keluarga, masyarakat dan sekolah masih banyak yang
memperlakukan anak tidak sebagaimana layaknya mereka diperlakukan. Dalam
keluarga, anak seringkali merupakan flash back kegagalan orang tua di
masa lalu yang berujung kepada pemaksaan keinginannya kepada anak untuk menjadi
seperti apa yang diinginkan oleh pihak orang tua. Dalam masyarakat, anak-anak
pun dianggap komunitas yang “tidak berguna”. Dalam kegiatan kemasyarakatan
(keagamaan) misalnya, anak-anak selalu diletakkan pada barisan bagian belakang.
Dunia pendidikan yang merupakan institusi ilmiah pun, tak kalah garangnya dalam
menyikapi dan memperlakukan anak. Penulis yakin, bahwa ribuan anak-anak usia
sekolah saat ini mempunyai pengalaman tersendiri tentang perilaku kekerasan
yang dialamatkan oleh pendidiknya kepada mereka.
Dalam
dunia pendidikan formal, anak-anak biasanya diajarkan untuk mengatakan “tidak”
karena mereka dianggap tak tahu apa-apa. Potret guru yang serba “super” bagai
monster di depan anak-anak. Mereka juga seringkali hanya disuguhkan “paket
program pendidikan” berupa doktrin tunggal dan nilai tertentu yang harus
dikuasai dalam waktu tertentu pula. Pondok Pesantren sebagai salah satu lembaga
pendidikan pun tidak luput dari tudingan yang berlaku pada dunia pendidikan
umumnya yang memperlakukan anak secara “tidak benar”, bahkan Kekerasan
seakan-akan telah melekat dengan lembaga pendidikan pondok pesantren.[3]
Namun
demikian, bukan berarti semua pihak mendukung pendapat bahwa anak tidak boleh
dikerasi. Sebagian ada yang mengatakan bahwa tanpa kekerasan, anak didik tidak
pernah akan maju.[4]Hal
ini sesuai dengan teori operant conditioning yang menyatakan bahawasanya dengan
adanya pemberian negative reinforcement (hukuman atau sesuatu yang tidak
mengenakkan), maka seorang anak akan bisa meningkatkan perilakunya dan
meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai aturan.[5]
Berdasarkan permasalahan
pemikiran di atas, peneliti tergelitik untuk melakukan penelitian ini dan
mencoba untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk tindak kekerasan dan akibat tindak
kekerasan yang diterima oleh santri serta pelaku tindak kekerasan di pondok pesantren
Salafiyah Gedongsari Prambon Nganjuk.
Dalam penelitian ini kami mengambil judul: “Kekerasan Fisik Terhadap
Anak DalamSistem Pendidikan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Salafiah
Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk)“
Dengan harapan penelitian
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi
khazanah keilmuan khususnya dalam keilmuan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka masalah penelitian itu
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
kekerasan anak dalam proses pendidikan di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk?
2.
Bagaimanakah
bentuk-bentuk tindak kekerasan di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk?
3.
Bagaimanakah
dampak kekerasan bagi santri di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk?
4.
Bagaimanakah
solusi terhadap kekerasan bagi santri di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk?
C. Tujuan Penelitian
Untuk
memberikan gambaran yang khusus terhadap arah kajian ini, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan kekerasan
anak dalam proses pendidikan di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk
2. Untuk mendeskripsikan
bentuk-bentuk tindak kekerasan di Pon.Pes Gedongsari Prambon Nganjuk.
3. Untuk mendeskripsikan dampak kekerasan bagi
santri di Pon.PesGedongsari Prambon Nganjuk.
4. Untuk mendeskripsikan
bagaimanakah solusi terhadap kekerasan bagi santri di Pon.Pes Gedongsari
Prambon Nganjuk.?
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian
ini dianggap penting untuk dilakukan karena temuan-temuan yang diperoleh dapat bermanfaat bagi:
1. Sebagai bahan masukan kepada para
pengasuh pondok agar mereka bisa lebih memperhatikan anak santrinya, sehingga tidak akan terjadi lagi tindakan
kekerasan yang berlebihan di dalam proses pembelajaran.
2.
Sebagai
alternative pemecahan terhadap permasalahan kekerasan anak di pondok pesantren.
3.
Sebagai
bahan masukan bagi penulis untuk mengembangkan sikap ilmiah menuju
profesionalisme sebagai calon pendidik dan cendekiawan muslim
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan
pustaka diperlukan untuk memposisikan peneliti yang dilakukan oleh peneliti
terhadap hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari
segi topic, perspektif, pendekatan, penafsiran, jenis, penelitian, kurun waktu
dan sebagainya.
Pada
dasarnya kebanyakan penelitian yang telah ada selalu membahas tentang kekerasan
anak di dalam keluarga dan di sekolah formal umum yang biasa. Seperti dalam
penelitian yang dilakukan oleh M. Syahrul munir dalam skripsinya yang berjudul
Dampak Kekerasan di Dalam Keluarga terhadap Psikologi Anak, yang mengupas
tentang factor-faktor yang menyebabkan adanya kekerasan anak di dalam keluarga,
dampak kekerasan terhadap psikologi anak dan cara penanggulangan kekerasan anak
dalam keluarga.
Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Monty P. Satiadarma dalam bukunya Persepsi Orang
tua Membentuk Perilaku Anak, yang mengupas tentang persepsi-persepsi Pygmalion
untuk membentuk karakter anak menjadi baik, model-model pemaksaan dan kekerasan
yang dilakukan orangtua untuk membentuk karakter anaknya dan sifat ketakutan/
ketidak berdayaan yang dimiliki oleh anak akibat perilaku kekerasan dari orang
tua.
Dari
karya-karya tersebut peneliti mengamati bahwa tidak ada satupun yang mengkaji
tentang kekerasan anak di dalam pendidikan pesantren. Atas dasar itulah
peneliti ingin meneliti tentang kekerasan anak di dalam pendidikan pesantren.
Karena selama ini kita ketahui bahwasanya pondok pesantren adalah lembaga yang
dapat membentuk martabat dan karakter santri agar menjadi lebih baik
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif
yaitu jenis penelitian yang mendiskripsikan
suatu
kondisi lapangan dan di dukung dengan data primer dan sekunder.[6]
2.
Kehadiran Peneliti
Untuk memperlancar dalam
penelitian, maka diperlukan kehadiran peneliti di lapangan. Kehadiran peneliti
dalam lapangan memiliki pengaruh besar
dalam penelitian ini.
3.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Pondok Pesantren Salafiyah Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk.
4.
Sumber Data
Sebagai inti dari penelitian
adalah sumber data guna untuk memperoleh data yang akurat dan untuk
memperlancar penelitian. Adapun sumber data yang dipakai peneliti adalah
sebagai berikut :
1) Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data
yang diperoleh dari penelitian secara langsung terhadap obyek, yaitu :
a) Pengasuh Pondok Pesantren
Salafiyah Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk.
b) Para pengurus dan dewan asatidz
Pondok Pesantren Salafiyah Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk.
c) Para Santri Pondok Pesantren
Salafiyah Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk.
2) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dengan
membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara
pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, dalam penelitian ini
peneliti langsung terjun dalam lapangan rangka memperoleh data. Dalam hal ini
adalah Pondok Pesantren Salafiyah Irsyadiyah Gedongsari Prambon-Nganjuk.
b. Interview atau Wawancara
Mengadakan wawancara secara langsung dengan berbagai
pihak yang terkait, yang dapat memberikan data-data yang diperlukan, guna
memperoleh data lebih lanjut maka penelitian ini dilanjutkan dengan interview
yang dilakukan antara peneliti dengan Pondok Pesantren Salafiyah Irsyadiyah
Gedongsari Prambon-Nganjuk.
c. Dokumentasi
Disamping penelitian melakukan observasi dan
interview dalam mendapatkan data, peneliti juga menggunakan metode pengumpulan
data dengan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui catatan perusahaan
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
6
Analisis
Data
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif, dimana peneliti terjun langsung kelapangan dan kemudian
mengorelasikan dengan literature yang
bersangkutan
G.
Outline Penelitian
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
D.
Kegunaan Penelitian
E.
Ruang Linkup dan Keterbatasan Penelitian
F.
Penegasan Istilah
BAB II : KAJIAN TEORI
A.
Metode Pengajaran Mufrodat
B.
Teknik-teknik
Metode Pengajaran Mufrodat
BAB III :METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
B.
Sumber Data
C.
Teknik Pengumpulan Data
D.
Analisis Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
B.
Deskripsi Data
BAB V : PEMBAHASAN
BAB VI : PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,
Ali. Pembaharuan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri. Kediri:IAIT Press.2008.
Bruinessen,
Martin Van. Kitab Kuning Pesantren dan
Tarekat.Bandung:Mizan 1999.
Burhan,
Wildan . Modernitas Pesantren antara
Tuntutan dan Ancaman.Jakarta:CV Amisco 2010
Sarijo,
Marwan. Bunga Rampai Pendidikan Agama
Islam. Jakarta:CV Amisco.1996.
[2] Dalam skala
internasional, perbincangan tentang anak mencapai puncaknya ketika ada
kesepakatan anggota peserta Negara PBB untuk menyepakati hak-hak anak dalam
Konvensi anak sedunia pada tanggal 20 November 1989.
[3] Pengamatan
pribadi penulis ketika di pondok dan cerita dari kawan-kawan lain yang belajar
dan hidup di pondok mengatakan bahwa tindak kekerasan adalah hal yang wajar dan
sering terjadi di pondok.Tindakan kekerasan itu terkadang dilakukan oleh
senior, guru dan pengasuh. Bentuk-bentuk tindak kekerasan tersebut sangat beragam,
mulai dari bentakan, ancaman, sampai dengan
pemukulan.
[4] Wawancara dengan
Ahmad, santri senior (kelas III Aliyah) pondok pesantren Gedongsari Prambon
Nganjuk, Tanggal 11 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar