MACAM-MACAM TEORI PEMBENTUKAN
TATA SURYA
Disusun dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengajar`:
Bapak Ir. Rohmad, MMA
Oleh :
Hamzah
Brojomusti
SEKOLAT TINGGI AGAMA ISLAM
(STAIN) KEDIRI
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT berkat
rahmat-Nya saya di berikan kesehatan
untuk mengyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula saya diberi kekuatan untuk
membuat makalah yang berjudul “Macam-macam Teori Pembentukan Tata Surya” dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar.
Ucapan terima kasih tak lupa saya
sampaikan kepada para pihak yang sejak awal telah banyak memberikan referensi, dukungan dan
bantuan hingga terselesaikannya
pembuatan makalah ini, diantaranya:
1. Bapak Ir. Rohmad, MMA Selaku
dosen mata kuliah Ilmu Kealaman
Dasar.
2. Orang
tua saya yang telah memberi
motivasi dan materi.
3. Serta
teman-teman saya
yang telah banyak membantu dalam segala hal.
Karena saya masih dalam tahap pembelajaran, tentunya saya secara sadar mengakui
masih banyak kekurangan, untuk itu saya
mohon kritik dan sarannya untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam
hal ini penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Kediri, 2 Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
Pengantar……………………………………………………........………..…….……i
Daftar
isi……………………………………………………………………….......……….ii
BAB I : PENDAHULUAN
I. A. Latar
Belakang………………………………………………………….....…….....1
I. B. Rumusan
Masalah………………………………………………………….....……1
I. C. Tujuan
dan Manfaat…………………….…………………………………….........1
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA
II. A. Pustaka Terdahulu……………………………………………………….....……....2
BAB
III : PEMBAHASAN
III. A. Pengertian
Tata Surya ……………………………………………….….................4
III. B. Sejarah
Pembentukan Tata Surya................…………………….............................6
III. C. Teori Pembentukan Tata Surya
………………………………................................9
III. D. Benda-benda yang ada di Tata Surya
………………………………………….....13
BAB IV :
PENUTUP
IV. A. Kesimpulan………………………………………………………….……….........17
IV. B. Saran…………………………………………………………...….........................17
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….………....18
BAB I
PENDAHULUAN
I. A. Latar belakang
Apakah sumber energi utama bagi
kehidupan utama di Bumi? Ya, jawabannya adalah matahari. Matahari merupakan
salah satu bintang karena dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari adalah
salah satu dari sekian banyak benda langit yang beredar di angkasa. Matahari
dan semua benda langit yang mengitarinya menyusun sistem tata surya. Apakah
yang dimaksud tata surya? Apa saja anggota tata surya? Apakah Bumi yang kita
tempati ini termasuk dalam tata surya?
Tata surya
kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya, yang dikelilingi sembilan planet
dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah merkurius,
venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Jagat raya
merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu
perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat
raya, baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit
yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda angkasa.
I.
B. Rumusan masalah
a. Apa
pengertian tata surya?
b.
Bagaimana pembentukan
tata surya?
c.
Bagaimana tentang
teori-teori pembentukan tata surya?
d. Apa
saja benda-benda yang ada di tata surya?
I.
C. Tujuan dan manfaat
a. Memahami
pengertian tentang tata surya.
b.
Mengetahui proses
pembentukan tata surya.
c.
Mengetahui teori-teori
pembentukan tata surya.
d. Mengetahui
benda-benda yang ada di tata surya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.
A. Pustaka Terdahulu
Bumi
tempat kita berpijak ternyata hanya bagian kecil dari alam semesta yang sangat
luas. Bumi merupakan bagian dari tata surya. Sementara itu, tata surya kita
adalah bagian dari galaksi, yaitu Galaksi Bimasakti. Galaksi adalah sekumpulan
bintang-bintang, gas dan debu raksasa yang saling mengikat karena adanya
gravitasi. Beberapa macam galaksi antara lain Bimasakti, Andromeda, Magellan
dan Galaksi NGC 4565.
Tata Surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit
berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya
terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat
planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan
tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak
sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Matahari
dijadikan sebagai pusat tata surya dan semua planet, termasuk Bumi, bergerak
mengelilingi Matahari. Teori yang menyatakan bahwa matahari sebagai pusat tata
surya dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus dari Polandia, dengan teori
Heliosentris. Teori ini mematahkan teori Geosentris, yang dikemukakan oleh
Claudius Ptolemaeus, yang menyatakan bahwa Bumi sebagai pusat tata surya.
Berdasarkan
jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta
km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779
juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500
juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan
sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih
jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di
sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906
juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450
juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari
kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami, yang biasa disebut dengan "bulan" sesuai dengan Bulan atau
satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin
planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
Sebuah
teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah
untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah
kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah
kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama
yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah
bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak
dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh
sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan
untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Teori
pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum
Newton dan masa sesudah Newton.
BAB
III
PEMBAHASAN
III.
A. Pengertian Tata Surya
Tata
Surya atau yang dalam bahasa Inggris sering disebut solar system,
terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua benda angkasa yang
mengelilinginya. Benda-benda angkasa tersebut termasuk 8 buah planet yang sudah
diketahui, meteor, asteroid, komet dan satelit-satelit alami.
Tata Surya
terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di
luar bagian yang terluar.
Berdasarkan
jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali
Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai
planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari
kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami. Masing-masing
planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel
lain.
Tata surya dipercaya telah terbentuk sejak
4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di
angkasa yang membentuk matahari sekaligus planet-planet yang mengelilinginya.
Tata
Surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km
dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi. Tata Surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220
km/detik, dan dibutuhkan waktu 225-250 juta tahun untuk sekali
mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya 4,6 milyar tahun, berarti
tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-25 kali dari
semenjak terbentuk. Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari
dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan
cahaya, ditandai adanya hamburan komet yang disebut awan Oort. Disebabkan oleh
orbit planet yang berbentuk elips ( bulat telur ) yang membujur, jarak dan
kedudukan
planet
berbanding kedudukan matahari berubah mengikuti kedudukan planet di orbit.
III.
B. Sejarah Pembentukan Tata Surya
Teori-teori
menyebutkan tentang sejarah terbentuknya tata surya, antara lain:
1.
Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan
secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC).
Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari.
Pengamatan
pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam
pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan
bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek
yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari
bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya
mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492
BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun
1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok
besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Matahari
dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus
juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi
Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori
Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori heliosentrik bukan teori yang
baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah
meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut.
Pada
era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara
mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan
Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari
keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari
hasil yang ada saat ini.
2.
Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak
relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi
teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam
jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam
serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy
mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang
seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang
kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat
pada deferent.
3. Teori Heliosentrik dan Gereja
Nicolaus
Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan
menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak
mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat
Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit
planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan
bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam
publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope
III dan diterima oleh gereja.
Tapi
dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika
pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang
mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni
oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar
dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan
gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
4. Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang
Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho
Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan
mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576,
Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan
melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun
1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan
tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630).
Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan
menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler
kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu
;
1.
Planet
bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2.
Radius
vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3.
Kuadrat
kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak
rata-rata dari matahari.
Kepler
menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The
Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum
Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini
juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
5. Awal Mulai Dipakainya Teleskop
Pada
tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo
merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika
khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi
Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo
berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang
pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah
satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah
masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus
berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari
bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi
berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa
Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat
fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya
tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World
System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai
penentang oleh gereja.
6. Dasar Yang Diletakkan Newton
Di
tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan
Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama
mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi
terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya
antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton
memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya
berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia
yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori
Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir
kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori
dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari
materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi
berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
III. C. Teori Pembentukan Tata Surya
Kecerdasan yang diberikan oleh TUHAN
kepada manusia memang sangat mengesankan, sehingga beberapa manusia cerdas yang
turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan dapat merumuskan sebuah pola di
masa lalu dengan fakta-fakta yang ada pada masa sekarang. Salah satunya adalah
munculnya teori – teori pembentukan tata surya yang dilahirkan oleh beberapa
ilmuwan yang kemudian berkembang menjadi sebuah pemahaman dasar pada sejarah
tata surya di masa silam. Berikut beberapa teori-teori tentang pembentukan tata
surya:
1. Teori Kabut (Nebula)
Immanuael
Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang
terjadinya tata surya. Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan
kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan
berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut
sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.
Pada
waktu yang hampir bersamaan,secara kebetulan seorang Fisikawan berkebangsaan
Perancis, Pierre Simon de Leplace,mengemukakan teori yang hampir sama.
Menurutnya, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena
pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bentukan bulat seperti bola yang
besar. Makin mengecil bola itu, makin cepat pula pilinannya. Akibatnya bentuk
bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan
sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya yang
kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi gumpalan padat. Itulah
yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut tetap
berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti sekarang ini.
Karena kemiripan antara teori Kant
dan Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan Teori
Kant dan Leplace.
2. Teori Proto Planet atau Awan Debu (The Dust-Cloud Theory)
Pada
tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaeker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud
Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950),
Subrahmanyan Chandrasekhar,dan lain-lain.
Teori
ini mengemukakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Sekarang ini di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5
milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada
proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu,
membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu
memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di
bagian tepinya.
Partikel-partikel
di bagian tengah cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas
dan menjadi pijar. Bagian inilah yang disebut matahari.
Bagian
yang lebih luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak
gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin.
Bagian ini kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
3. Teori Planetesimal
Teori
Planetesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest
R. Moulton pada tahun 1900 bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk
planet dan satelitnya serta sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan
asteroid.
Thomas
C. Chamberlin (1843-1928),seorang ahli Geologi serta Forest R.Moulton
(1872-1952) seorang ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika Serikat.
Teorinya dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil), karena planet
terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada.
Teori
ini mengatakan,matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang. Pada
suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun
bintang itu.Sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang.
Pada
waktu bintang itu menjauh, menurut Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari
itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang
angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian
menjadi planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.
4. Teori Pasang-Surut
Teori
ini dikemukakan oleh Buffon kemudian diperbaiki oleh Jeans dan Jaffreys
yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari efek pasang gas-gas pada
matahari.
Teori
ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891),
keduanya adalah ilmuwan Inggris.
Mereka
melukiskan, bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu
membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian, akibat
bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian
membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan,apa sebab planet-planet di
bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus merupakan planet
raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat matahari
dan Pluto di ujung lain merupakan planet yang lebih kecil.
Sebuah
bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, dapat menyebabkan
pengerjaan pasang surut pada tubuh matahari pada massa matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Gaya tarikan ini membentuk lidah gas panas. Dalam
lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda tersendiri yang merupakan
planet-planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori
ini dikemukakan oleh R.A Lyttleton, yang menyatakan bahwa galaksi kita
berisi banyak kombinasi bintang kembar. Matahari mempunyai bintang kembaran,
dimana bintang kembaran matahari tersebut meledak, menjadi unsur-unsur gas,
mendingin dan membentuk planet-planet dan satelit-satelitnya yang mengelilingi
matahari dan membentuk tata surya.
Teori
ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan
bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan.
Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain
bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang
yang tidak meledak menjadi matahari.
Adapun
raian dari teori tersebut adalah sebagai berikut :
Pada
awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan
kembarannya. Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran dari
matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hinga pada suatu ketika
kemudian kembaran dari maahari tersebut benar – bena meledak menjadi serpihan –
serpihan kecil dan debu – debu. Serpihan dan debu tersebut kemudian
terperangkap oleh gaya grafitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian
debu – debu yang terbentuk nberkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet
dan serpihan – serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan
planet dalam dan luar.
III. D. Benda-benda yang ada di Tata
Surya
1. Matahari
Matahari merupakan objek terbesar tata surya.
Ukurannya lebih dari 99,8% dari seluruh massa anggota tata surya. Matahari
disebut bintang. Matahari beserta bintang lainnya tergabung dalam sebuah
galaksi.
Matahari merupakan pusat tata surya. Gaya
gravitasinya mampu menopang sistem tata surya kita. Benda langit seperti
matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak kira-kira
149,680,000 kilometer. Matahari mempunyai diameter 1,391,980 kilometer.
Matahari mempunyai suku permukaan 5,500 Derajat Celcius dan suhu teras 15 juta
Derajat Celcius. Matahari dikelaskan sebagai bintang kerdil jenis G.
Cahaya Matahari memakan waktu 8 menit untuk
sampai ke Bumi. Cahayanya yang terang dapat mengakibatkan kebutaan terhadap
orang yang memandang terus-menerus kepada Matahari.
Untuk terus bersinar, Matahari, yan terdiri
daripada gas panas menukar Zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi
gabungan nuklear pada kadar 600 juta ton, dengan itu matahari akan kehilangan
empat juta ton gas setiap saat. Matahari dipercaya terbentuk pada 5,000 juta
tahun lalu. Terdapat julangan gas teramat panas hingga mencapai 100,000
kilometer ke angkasa.
Matahari berputar 25.04 hari Bumi setiap
putaran dan mempunyai gravitasi 27.0 kali gravitasi Bumi. Radiasi Matahari
dapat menggangu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan
mampu merusakan satelit atau stasiun angkasa yang tidak dilindungi. Matahari
juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah,
sinar-X, dan radiasi yang menyebar ke seluruh tata surya.
Bumi dilindungi daripada angin Matahari yang
berbahaya buat kita oleh medan magnet Bumi, sementara lapisan ozon pula melidungi Bumi
daripada sinaran gelombang ultra-violet, sinar infra-merah. Terdapat noda hitam
yang wujud dari masa ke semasa pada Matahari yang disebabkan oleh perbedaan
suhu dipermukaan Matahari. Noda hitam itu menandakan kawasan yang kurang panas
berbanding kawasan lain dan mencegah keluasan melebihi ukuran Bumi. Kadang-kala
peredaran Bulan mengelilingi Bumi menghalangi sinaran Matahari yang sampai ke
Bumi, oleh karena itu hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gerhana Matahari.
2. Planet
Planet adalah benda langit yang
memantulkan cahaya dari sinar matahari. Sejak tahun 1930 sampai 2006 jumlah
planet penyusun tata surya ada sembilan planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Namun, berdasarkan Sidang
Umum Himpunan Astronomi Internasional atau International Astronomical Union
(IAU) ke-26 di Praha, Ceko, telah diputuskan bahwa sejak 24 Agustus 2006, Pluto
tidak termasuk planet dan dikeluarkan dari daftar planet-planet di tata surya
kita. Jadi, ada delapan planet dalam sistem tata surya kita, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Tidak seperti Matahari atau bintang,
planet tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Planet dapat terlihat karena
memantulkan cahaya yang mengenai permukaanya. Cahaya tersebut adalah cahaya
matahari. Bagian permukaan planet yang memperoleh sinar matahari akan mengalami
siang hari, sedangkan bagian lain yang tidak memperoleh sinar matahari
mengalami malam hari.
Dalam peredarannya mengelilingi
Matahari, planet dapat menempuh lintasan tertentu yang disebut orbit. Planet
tetap berada pada orbitnya karena adanya gaya tarik matahari yang menyebabkan
planet beredar mengelilingi Matahari. Orbit planet berbentuk elips. Oleh karena
itu, posisi planet kadang dekat dan kadang jauh dari Matahari. Titik terdekat
planet terhadap Matahari disebut Perihelium, sedangkan titik terjauhnya disebut
Apelium. Bidang edar planet-planet mengelilingi Matahari disebut Bidang Edar,
khusus untuk bidang edar Bumi disebut bidang Ekliptika.
Peredaran planet terhadap Matahari
disebut Revolusi. Sementara itu, waktu yang diperlukan planet untuk sekali
berevolusi disebut Kala Repolusi atau Periode Revolusi. Khusus untuk Bumi
memiliki Kala Revolusi selama satu tahun atau 365,25 hari. Selain revolusi,
planet juga berotasi. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi dinamakan
Kala Rotasi atau Periode Rotasi.
3. Komet
Komet disebut juga bintang berekor.
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang.
Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi Matahari dengan
orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan orbitnya
lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang
dapat terlihat dari Bumi.
Komet terdiri atas bagian-bagian
berikut ini:
a) Inti komet, yaitu bagian komet yang
kecil tetapi padat tersusun dari debu dan gas.
b) Koma, yaitu daerah kabut
disekeliling inti. Koma berupa bahan-bahan es yang berubah menjadi gas akibat
proses penguapan yang membentuk semacam atmosfer.
c) Ekor komet, yaitu bagian yang
memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan astronomi (1 SA= jarak
antara Bumi dan Matahari). Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari.
4. Meteoroid, Meteor dan Meteorit
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil
yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini
banyak mengandung unsure besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer
bumi karena pengaruh gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan
panas yang membakar habis batuan-batuan itu sebelum sempat mencapai permukaan
bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan
habis terbakar sebelum sampai ke permukaan bumi disebut Meteor. Sementara itu,
batuan-batuan yang tidak habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut
Meteorit. Salah satu Meteorit yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat
menyebabkan terbentuknya kawah besar dengan diameter 1.250 m dan kedalaman 200
m. Kawah ini disebut Barringer Crater.
5. Asteroid
Asteroid adalah benda angkasa kecil
yang mengelilingi Matahari tersusun atas logam dan batuan. Asteroid disebut
juga Planetoid atau Planet Kerdil. Hampir semua asteroid memiliki orbit yang
berada di antara orbit Mars dan Jupiter (membentuk sabuk asteroid). Orbit
asteroid ada yang berbentuk lingkaran dan ada yang lonjong. Arah revolusi
asteroid sama dengan arah revolusi planet. Perbedaannya dengan planet adalah
dalam hal ukurannya. Salah satu asteroid yaitu Cares, merupakan asteroid
terbesar dengan diameter kira-kira 940 km. Asteroid Cares ditemukan oleh
Giuseppe Piazzi pada 1 Januari 1801. Contoh lain adalah Pallas dan Vesta.
Asteroid akan tampak menyerupai
bintang bercahaya lemah, jika dilihat dari permukaan bumi. Ada kalanya asteroid
tampak terang dan kadang pula tampak lemah, yang tergantung pada cahaya
matahari yang dipantulkannya. Bentuk asteroid tidak teratur dan kandungannya
terdiri atas silikat, besi dan magnesium.
]
6. Satelit
Satelit berasal dari bahasa Latin
“Satelles”, yang artinya pengiring. Satelit adalah benda langit yang mengiringi
suatu planet. Satelit tidak menghasilkan cahaya sendiri, namun memantulkan
cahaya matahari yang jatuh dari permukaannya.
Satelit mengalami tiga gerakan
sekaligus, yaitu berotasi, berevolusi terhadap planet dan bersama-sama
planetnya berevolusi terhadap matahari.
Bidang ekor satelit mengelilingi
planet hampir berimpit dengan bidang ekor planet dalam mengelilingi Matahari.
Arah peredaran satelit sama dengan arah peredaran planetnya. Ada dua jenis
satelit, yaitu satelit alami dan satelit buatan.
a) Satelit Alami
Satelit alami adalah satelit yang
sudah ada dalam system tata surya dan bukan buatan manusia. Contohnya Bulan.
Tidak semua planet-planet dalam tata surya memiliki satelit. Merkurius dan
Venus adalah dua planet yang tidak memiliki satelit.
b) Satelit Buatan
Satelit buatan adalah satelit yang
dibuat manusia. Satelit buatan merupakan wahana ruang angkasa yang dirancang
untuk bergerak menempuh jalur yang sudah ditentukan, untuk mengumpulkan dan
mengirimkan data atau informasi yang diperlukan. Satelit ini dibuat untuk
beberapa tujuan sebagai berikut:
1) Mendapatkan informasi keadaan cuaca
2) Merelai siaran radio dan televisi
3) Sistem navigasi dan pembuatan peta
4) Penyelidikan ilmiah
BAB
IV
PENUTUP
IV. A. Kesimpulan
Tata surya adalah kumpulan benda
langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek
yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah
planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil
atau katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari,
empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di
bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.
Ada beberapa hipotesis yang
menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang,
Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya
di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga
ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari
Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan
benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui
perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang
ternyata juga mempunyai satelit.
IV. B. Saran
Sebaiknya semua pihak mempelajari
Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya
itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya.
Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar