Senin, 20 Oktober 2014



Komuikasi Antar Personal Dalam
Lingkungan Bisnis












NAMA / NIM :

Teguh Arief Wibowo                  ( 142-3325      )
 Nur helon                                    ( 1424 - 3323 )







POLITEKNIK CAHAYA SURYA KEDIRI
ANGKATAN 2014/2015

Kata Pengantar


Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami sampaikan kepada Dosen mata kuliah Komunikasi Bisnis sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan yang membangun dalam penulisan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.


Penulis,




DAFTAR ISI


BAB I PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................
1.5 Batasan................................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Studi Kasus.........................................................................................................
2.2 Kajian Teori........................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan antara teori dan kasus.....................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
4.3 Kritik..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang



Menyimak dalam Lingkungan Bisnis dan Mengumpulkan Informasi Melalui Wawancara
A.
Menyimak dalam Lingkungan BisnisMenyimak (
listeningI
) merupakan hal yang penting dalam dunia bisnis karena merupakan keahlian berkomunikasi yang paling sering digunakan dalam interaksi manusia. Kebiasaan menyimak yangkurang tepat sering kali mengakibatkan orang gagal dalam mengingat atau memahami apa yangdikatakan oleh orang lain. Hal ini menimbulkan berbagai masalah seperti penyimpangan pesan(distorsi) dan evaluasi pesan yang buruk, hubungan antarpersona dipengaruhi secara berlawanan, peluang-peluang hilang, waktu berharga pun terbuang.
Pentingnya Menyimak dalam Dunia Bisnis
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa menyimak merupakan keahlian komunikasi yang paling seringdigunakan dalam interaksi manusia guna memahami apa yang ingin disampaikan oleh seseorangkepada kita. Dalam penyampain permasalahan atau keinginann seseorang tersebut maka, kitasebagai pendengar atau
 pemecah solusi
diperlukannya kegiatan menyimak untuk memahami haltersebut agar dalam penyelesaiannya sejalan dan sesuai dengan yang diinginkan. Menyimak mempengaruhi pemahaman suatu masalah, ingatan serta perhatian seorang individu dan semangat juang sebuah kelompok. Pengaruh dari menyimak ini sangat besar terhadap pemikiran, salahsatunya semangat juang sebuah kelompok. Dalam hal ini, dimaksudakan bahwa dalam menyimak









1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2.      Apa saja ciri-ciri menyimak?
3.      Apa tujuan menyimak dalam bisnis?
4.      Apa saja faktor penyebab menyimak dalam bisnis?


1.3 Tujuan
1.      Dapat memahami apa yang dimaksud dengan menyimak
2.      Dapat membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti menyimak
3.      Dapat merubah sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi

1.4 Manfaat
1.      Dapat mengetahui definisi dan komponen menyimak
2.      Dapat mengetahui hubungan interpersonal yang efektif
3.      Dapat mengetahui pengaruh menyimak interpersonal
4.      Dapat mengetahui pentingnya keterampilan interpersonal (interpersonal skill) dalam menyimak

1.5 Batasan




















                                                     






BAB II
KAJIAN TEORI






2.1 Studi Kasus
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain. Jelas faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan  tingkatan pemahaman belum dilakukan (Sutari, dkk. 1997/1998: 6).
Tarigan (dalam Sutari dkk, 1997/1998: 19) menyemumukan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan  lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interprestasi  untuk mememperoleh informasi, menangkap isi atau pesa serta memahami makna  komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran dan bak bahasa lisan.
Anderson (dalam Sutari dkk, 1997/1998: 19) menyimak merupakan proses besar mendengarkan, menyimak, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Achsin dan Basang (1985 : 6) menyatakan bahwa, istilah menyimak tidak dapat diindentikan dengan istilah mendengar. Meskipun keduanya melalui indera yang sama. Mendengar merupakan proses penerimaan bunyi tanpa memperhatikan makna yang terdapat didalamnya. Sedangkan, menyimak disamping terjadi kegiatan mendengar terjadi juga proses pemahaman arti yang  terdapat pada bunyi bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, pada kegiatan menyimak jelas terjadi proses mendengar, sedangkan pada kegiatan mendegar. Sedangkan pada kegiatan mendengar tidak selalu menyarah pada proses menyimak.
    Berdasarkan pengertian dan defenisi-defenisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa/lisan dengan penuh perhatian untuk memperoleh informasi atau makna yang disampaikan oleh pembicara.
1.1.2    Peranan Menyimak dalam Berbahasa
Sutari dkk. (1997/1998 : 4) menyatakan keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan dalam berbahasa maupun non kebahasaan perlu dimiliki. Pengetahuan berbahasa belum dianggap lengkap kalau tidak dibarengi dengan pengalaman berbahasa. Pengalaman berbahasa didapat melalui latihan yang intensif yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.
Ada  empat macam aspek keterampilan aspek keterampilan berbahasa yang masing-masing mempunyai sifat-sifat kesamaan. Oleh karena itu keempat jenis aspek tersebut merupakan  suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Keempat aspek keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis keempat keterampilan ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Sutari dkk. (1997/1998 : 4) menyatakan dalam prakteknya keempat keterapilan itu bekerja bersama-sama, satu, dua, tiga, atau empat keterampilan akan; akan lebih efektif apabila keempat keterampilan itu selalu terlibat. Dengan kata lain lebih banyak aspek keterampilan berbahasa yang terlibat lebih baik hasilnya.
Untuk lebih jelasnya gambaran keempat keterampilan berbahasa dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
BAB III
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Menyimak
            Menyimak adalah Sesuatu proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian atau pemahaman apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
1. Faktor – factor yang mempengaruhi kelancaran berbicara
Berbicara bagi sebagian orag merupakan hal yang mudah, tetapi. Tak jarang menjadi hal yang sulit bagi sebagian orang lain. Oleh karena itu, perluh dipahami factor – factor yang mempengaruhi kalencaran dalam berbicara, pengalaman, intelegensia, dalam kepribadian, dan factor biologis ( Wursanto dalam Hariyani , 2001:237 )
1. Pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan luas, pada umumnya lebih banyak perbedaan kata dan mampu memahami hubungan diantara berbagai fenomena. Hal itu mendorong orang tersebut untuk berbicara dengan lebih lancer. Namun demikian, ada sebagian orang yang memiliki pengetahuan luas, tetapi tidak mampu mengemukakan pengetahuannya dengan lancer.

2. Intelegensia
Selain memiliki perbendaharaan kata dan hubungan yang lebih banyak antara fonomena satu dengan fenomena lain. Seseorang dengan intelegensia tinggi akan mampu relevansi antara fenomena dengan lebih cepat dn lebih akurat.
3. Kepribadian
Orang yang berpengatahuan luas dan memiliki intelegensia tinggi, mungkin saja masih menhadapi masalah pada saat harus berbicara. Salah satu penyababnya adalah masalah kepribadian. Seseorang yang berkepribadian
pemalu dan kurang pengetahuan biasanya akan mengalami kesulitan untuk berbicara dihadapn orang banyak. Sikap percaya diri memungkinkan seseorang untuk lebih leluasa berbicara dihadapan orang bnyak serta mengumukakan gagasan – gagasan yang mungkin tidak sepahan denagn pendapat audiens.
4. Pengalaman
Pengalaman berbicara diperoleh karena seseorang sering melakukan pembicaraan. Penglaman itu menyebabkan seseorang terbiasa dalam menghdapi segala sesuatu pada sat berbicara.
5. Biologis
Masalah biologis berhubungan dangan alat – alat berbicara pada orang tersebut, misalnya kelainan pada rahang, bibir, gigi dan lidah. Faktor tersebut menyababkan seseorang menghadapi masalah pada saat berbicara, khususnya bila harus berbicara dihadapan orang banyak.

2. Bentuk berbicara dalam bisnis
Berbicara dalam bisnis biasa terjadi dalam berbagai bentuk wawancara ( interview ) yaitu suatu percakapan yang direncanakan dengan tujuan tertentu, dan melibatkan dua orang atau lebih.
Secara umum, wawancara dibedakan menjadi 9 dan masing – Masing kategori membutuhkan keterampilan yang berbeda – beda.
1. Wawancara kerja
Wawancara kerja dilakukan oleh calon karyawan dengan staf perusahaan sebagi pihak yang mewawancarai. Pada sesi wwancara ini, staf perusahaan ingin mengetahui kemampuan calon karyawan dalam berbagai bidang. Sementara itu, calon yang diwawancarai ingin mengetahui posisi yang ditawarkan.
2. Wawancara Informasional
Dalam wawancara ini , pewawancara mencari berbagai fakta yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau untuk mendapatkan informasi tertentu.
3. Wawancara persuasive
Pewawancara menyatakan kepada orang lain mengenai ide/pendapat tertentu, barang dan jasa tertentu, dan menjelaskan mengapa ia perluh mengikuti rekomendasi yang dibeerikan kepadanya.
4. Wawancara keluar kerja
Pewawancara ingin mengetahui mengapa seseorang keluar dari perusahaan atau mengajukan pindah kedepartemen lain.
5. Wawancara Evaluasi
Merupaka Wawancara yang dilakukan supervisor terhadap bawahannya untuk memberikan tanggapan terhadap kinerja yang telah dicapainya.
6. Wawacara Konsultas
Supervisor dengan bawahannya membahas masalah – masalah pribadi yang mempengaruhi kinerja bawahan tersebut.
7. Wawancara Penyelesaian konflik
Dua orang atau dua kelompok yang terlibat konflik menjelaskan masalah dan sikap masing - masing.
8. Wawancara Disiplioner
Supervisor mencoba membetulkan perilaku/sikap karyawan yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan.
9. Wawancara Pemutusan Hubungan kerja
Supervisor menjelaskan kepda karyawan alas an – alas an terjdinya PHK, ketentuan PHK yang tidak bertentangan dengan UU dan tetap menjaga hubungan baik dengan karyawan.
3. Persiapan Berbicara
Persiapan berbicara hampir sama dengan persiapan komunikasi bisnis lainnya. Langah – langkah berikut apat dijadikan sebuah pedoman persiapan berbi cara.
1. Menetapkan Tujuan
Secara umum, tujuan pembicaraan dibedakan menjadi dua, yaitu memberikan informasi atua untuk mempengaruhi
2. Menganalisis orang yang akan diwawancarai/diajak berbicara.
Pahami Sebanyak mungkin informasi orang tersebut pemahaman terhadap karakteristik audiens sangat menentukan keberhasilan komunikasi.
3. Munyusun materi yang akan ditanyakan ( pertnyaan wawancara )
Dalam hal ini terdapat 4 type pertanyaan , yaitu :
a. Open – ended question
Pertanyaan dalam bentuk ini meminta orang yang diajak berbicara ( diwawancarai ) untuk memberikan pendapatnya.
b. Direct open –ended question
Dalam hal ini, pihak yang diajak berbicara dimintai pendapatya mengenai sesuatu yang baru sj terjadi dan diminta untuk menjelaskannya.
Closed – ended question
Jawaban dapat merupakan pilihan berganda, beul – betul, atau ya – tdak. Tidak dimungkinkan bagi pihak yang diajak bicara untuk menjawab diluar jawaban yang telah disediakan.
Restement Question
Merupakan perttanyaan ynag menggambarkan jawaban yang baru saja diberikan oleh pihak diajak berbicara.
4. Mengorganisasikan Pembicaraan
Pembicaraan juga harus diorganisasikan seperti halnya komunikasi tertulis. Suatu wawncara atau pembicaraan akan terdiri dari bagian pembukaan, isi, dan penutup.

MENYIMAK ( LISTENING )
1. Pengertian Menyimak ( listening )
Menyimak ( listening ) didefisinikan sabagai kegiatan yang bersifat dimana seseorang menerima mempehatikan, serta mememahami suara ( Barker dalam Hariyani, 2001:242 )
2. Proses Menyimak
Tahap – tahap dalam proses menyimak bisa didefisinikan menjadi Enam, yakni mendengarkan ( hearing ), memperhatikan, memahami, mengingat, mengevaluasi, dan menanggapi ( barker dalam Haryani, 2001:242 )
1. Mendengarkan ( hearing )
Mendengarkan dalam arti hearing didefisinikan sebagai aktifitas fisik dimana seseorang menerima suara melalui indra pendengaran.
2. Meperhatikan ( attention )
Perasaan seseorang secara terus menerus dibombardir dengan berbagai simui/rangsangan yang berasal dari luar. Hal tersebut memenuhi otak dengan berbagai informasi atau pesan yang dikirim oleh pihak luar.
3. Memahami ( understanding )
Pesan yang dikirim dalam symbol - symbol yang dilihat atau didengar akan diberi makna.
4. Mengingat ( remembering )
Pesan yang diterima setelah masuk kedalam ingatan pesan tersebut akan dihubungkan dengan pesan yang sudah megendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian ingatan baru.

4. Individu Penyimak, Penyebab dari tidak efektifnya individu penyimak dapat berupa kondisi fisik penyimak, kebiasaan penyimak, dan tanggung awab penyimak.
5. Pentingnya Menyimak Dalam Dunia Bisnis
Kemampuan menyimak akan menghilangkan masalah – masalah komunikasi yangb timbul dalam bisnis seperti :
1. Memecahkan Konflik, konflik tidak selalu jelek secara konflik dapat menumbuhkan kreatifitas. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana agar konflik itu tidak berebihan sehingga menimbulkan sifat anarkis.
2. Menanggulangi Perlawanan, saat menghadapi perlawanan dari orang lain, usahakan tetap da menunjukkan adanya kebutuhan dari orang yang melawan.
3. Mengadakan Negosiasi, negosiasi adalah penggunaan ketrampian komuikasi da tawar – menawar mengenai subjek bisnis tertentu atau mengatasi konflik dan mencapai hasil yang memuaskan ( stoner dalam Hariyani, 2001:249 )
Selain memiliki kemampuan dalam bericara dan menyimak, terdapat Lima syarat yang perlu disadari agar proses negosiasi berhasil yaitu :
1. Common Interest ( adanya kepentinga bersama )
2. Common Will ( keinginan bersama )
3. Good Fight ( itikad baik )
4. Tolerance ( tenggang rasa )
5. Mutval Benefits ( keuntungan bersama )

BAB III
PENUTUP
Dalam kehidupan sehari – hari, waktu berkomunikasi lebih banyak digunakan dengan bentuk berbicara dan menyimak ( Listening ). Demikian juga yang terjadi dalam komunikasi bisnis. Dalam aktifitasnya sehari – hari, para pelaku bisnis lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dari pada berbicara. Secar garis besar , komunikasi lisan ( Oral Communication ) terdiri dari dua aspek, yakni berbicara dan menyimak.




4.2 Sasaran







4.3 Kritik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar