Komuikasi
Antar Personal Dalam
Lingkungan
Bisnis
NAMA / NIM :
Teguh Arief Wibowo ( 142-3325 )
Nur helon ( 1424 - 3323 )
POLITEKNIK CAHAYA SURYA KEDIRI
ANGKATAN 2014/2015
Kata
Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami sampaikan kepada Dosen mata
kuliah Komunikasi Bisnis sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan masukan yang membangun dalam penulisan makalah
selanjutnya. Kami berharap makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................
1.5 Batasan................................................................................................................
BAB II KAJIAN
TEORI
2.1 Studi Kasus.........................................................................................................
2.2 Kajian Teori........................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan antara teori dan kasus.....................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................
4.2 Saran....................................................................................................................
4.3 Kritik..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyimak
dalam Lingkungan Bisnis dan Mengumpulkan Informasi Melalui Wawancara
A.
Menyimak
dalam Lingkungan BisnisMenyimak (
listeningI
) merupakan
hal yang penting dalam dunia bisnis karena merupakan keahlian berkomunikasi
yang paling sering digunakan dalam interaksi manusia. Kebiasaan menyimak
yangkurang tepat sering kali mengakibatkan orang gagal dalam mengingat atau
memahami apa yangdikatakan oleh orang lain. Hal ini menimbulkan berbagai
masalah seperti penyimpangan pesan(distorsi) dan evaluasi pesan yang buruk,
hubungan antarpersona dipengaruhi secara berlawanan, peluang-peluang hilang,
waktu berharga pun terbuang.
Pentingnya
Menyimak dalam Dunia Bisnis
Sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa menyimak merupakan keahlian komunikasi yang paling
seringdigunakan dalam interaksi manusia guna memahami apa yang ingin
disampaikan oleh seseorangkepada kita. Dalam penyampain permasalahan atau
keinginann seseorang tersebut maka, kitasebagai pendengar atau
pemecah solusi
diperlukannya
kegiatan menyimak untuk memahami haltersebut agar dalam penyelesaiannya sejalan
dan sesuai dengan yang diinginkan. Menyimak mempengaruhi pemahaman suatu
masalah, ingatan serta perhatian seorang individu dan semangat juang sebuah
kelompok. Pengaruh dari menyimak ini sangat besar terhadap pemikiran,
salahsatunya semangat juang sebuah kelompok. Dalam hal ini, dimaksudakan bahwa
dalam menyimak
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
menyimak?
2. Apa saja ciri-ciri menyimak?
3. Apa tujuan menyimak dalam
bisnis?
4. Apa saja faktor penyebab
menyimak dalam bisnis?
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami apa yang
dimaksud dengan menyimak
2. Dapat membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti menyimak
3. Dapat merubah sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi dan komponen menyimak
2. Dapat mengetahui hubungan interpersonal yang efektif
3. Dapat mengetahui pengaruh menyimak interpersonal
4. Dapat mengetahui pentingnya keterampilan interpersonal
(interpersonal skill) dalam menyimak
1.5
Batasan
BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1 Studi Kasus
Menyimak
memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang dikatakan
orang lain. Jelas faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar, lebih
besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami
apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan (Sutari,
dkk. 1997/1998: 6).
Tarigan (dalam
Sutari dkk, 1997/1998: 19) menyemumukan bahwa menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interprestasi untuk mememperoleh informasi, menangkap isi
atau pesa serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran dan bak
bahasa lisan.
Anderson (dalam
Sutari dkk, 1997/1998: 19) menyimak merupakan proses besar mendengarkan,
menyimak, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Achsin dan
Basang (1985 : 6) menyatakan bahwa, istilah menyimak tidak dapat diindentikan
dengan istilah mendengar. Meskipun keduanya melalui indera yang sama. Mendengar
merupakan proses penerimaan bunyi tanpa memperhatikan makna yang terdapat
didalamnya. Sedangkan, menyimak disamping terjadi kegiatan mendengar terjadi
juga proses pemahaman arti yang terdapat
pada bunyi bahasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, pada kegiatan
menyimak jelas terjadi proses mendengar, sedangkan pada kegiatan mendegar.
Sedangkan pada kegiatan mendengar tidak selalu menyarah pada proses menyimak.
Berdasarkan pengertian dan
defenisi-defenisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang bunyi
bahasa/lisan dengan penuh perhatian untuk memperoleh informasi atau makna yang
disampaikan oleh pembicara.
1.1.2 Peranan Menyimak dalam Berbahasa
Sutari dkk.
(1997/1998 : 4) menyatakan keterampilan berbahasa menuntut adanya pengetahuan
dalam berbahasa maupun non kebahasaan perlu dimiliki. Pengetahuan berbahasa
belum dianggap lengkap kalau tidak dibarengi dengan pengalaman berbahasa.
Pengalaman berbahasa didapat melalui latihan yang intensif yang dapat
mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.
Ada empat macam aspek keterampilan aspek
keterampilan berbahasa yang masing-masing mempunyai sifat-sifat kesamaan. Oleh
karena itu keempat jenis aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lainnya.
Keempat aspek
keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis keempat keterampilan ini tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Sutari dkk.
(1997/1998 : 4) menyatakan dalam prakteknya keempat keterapilan itu bekerja
bersama-sama, satu, dua, tiga, atau empat keterampilan akan; akan lebih efektif
apabila keempat keterampilan itu selalu terlibat. Dengan kata lain lebih banyak
aspek keterampilan berbahasa yang terlibat lebih baik hasilnya.
Untuk lebih
jelasnya gambaran keempat keterampilan berbahasa dapat dilihat dalam bagan di
bawah ini.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak
Menyimak
adalah Sesuatu proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan dengan
penuh perhatian atau pemahaman apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
1. Faktor –
factor yang mempengaruhi kelancaran berbicara
Berbicara
bagi sebagian orag merupakan hal yang mudah, tetapi. Tak jarang menjadi hal
yang sulit bagi sebagian orang lain. Oleh karena itu, perluh dipahami factor –
factor yang mempengaruhi kalencaran dalam berbicara, pengalaman, intelegensia,
dalam kepribadian, dan factor biologis ( Wursanto dalam Hariyani , 2001:237 )
1.
Pengetahuan
Seseorang
yang memiliki pengetahuan luas, pada umumnya lebih banyak perbedaan kata dan
mampu memahami hubungan diantara berbagai fenomena. Hal itu mendorong orang
tersebut untuk berbicara dengan lebih lancer. Namun demikian, ada sebagian
orang yang memiliki pengetahuan luas, tetapi tidak mampu mengemukakan
pengetahuannya dengan lancer.
2.
Intelegensia
Selain
memiliki perbendaharaan kata dan hubungan yang lebih banyak antara fonomena
satu dengan fenomena lain. Seseorang dengan intelegensia tinggi akan mampu
relevansi antara fenomena dengan lebih cepat dn lebih akurat.
3.
Kepribadian
Orang yang
berpengatahuan luas dan memiliki intelegensia tinggi, mungkin saja masih
menhadapi masalah pada saat harus berbicara. Salah satu penyababnya adalah
masalah kepribadian. Seseorang yang berkepribadian
pemalu dan
kurang pengetahuan biasanya akan mengalami kesulitan untuk berbicara dihadapn
orang banyak. Sikap percaya diri memungkinkan seseorang untuk lebih leluasa
berbicara dihadapan orang bnyak serta mengumukakan gagasan – gagasan yang
mungkin tidak sepahan denagn pendapat audiens.
4.
Pengalaman
Pengalaman
berbicara diperoleh karena seseorang sering melakukan pembicaraan. Penglaman
itu menyebabkan seseorang terbiasa dalam menghdapi segala sesuatu pada sat
berbicara.
5. Biologis
Masalah
biologis berhubungan dangan alat – alat berbicara pada orang tersebut, misalnya
kelainan pada rahang, bibir, gigi dan lidah. Faktor tersebut menyababkan
seseorang menghadapi masalah pada saat berbicara, khususnya bila harus
berbicara dihadapan orang banyak.
2. Bentuk
berbicara dalam bisnis
Berbicara
dalam bisnis biasa terjadi dalam berbagai bentuk wawancara ( interview ) yaitu
suatu percakapan yang direncanakan dengan tujuan tertentu, dan melibatkan dua
orang atau lebih.
Secara umum,
wawancara dibedakan menjadi 9 dan masing – Masing kategori membutuhkan
keterampilan yang berbeda – beda.
1. Wawancara
kerja
Wawancara
kerja dilakukan oleh calon karyawan dengan staf perusahaan sebagi pihak yang
mewawancarai. Pada sesi wwancara ini, staf perusahaan ingin mengetahui
kemampuan calon karyawan dalam berbagai bidang. Sementara itu, calon yang
diwawancarai ingin mengetahui posisi yang ditawarkan.
2. Wawancara
Informasional
Dalam
wawancara ini , pewawancara mencari berbagai fakta yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan atau untuk mendapatkan informasi tertentu.
3. Wawancara
persuasive
Pewawancara
menyatakan kepada orang lain mengenai ide/pendapat tertentu, barang dan jasa
tertentu, dan menjelaskan mengapa ia perluh mengikuti rekomendasi yang
dibeerikan kepadanya.
4. Wawancara
keluar kerja
Pewawancara
ingin mengetahui mengapa seseorang keluar dari perusahaan atau mengajukan
pindah kedepartemen lain.
5. Wawancara
Evaluasi
Merupaka
Wawancara yang dilakukan supervisor terhadap bawahannya untuk memberikan
tanggapan terhadap kinerja yang telah dicapainya.
6. Wawacara
Konsultas
Supervisor
dengan bawahannya membahas masalah – masalah pribadi yang mempengaruhi kinerja
bawahan tersebut.
7. Wawancara
Penyelesaian konflik
Dua orang
atau dua kelompok yang terlibat konflik menjelaskan masalah dan sikap masing -
masing.
8. Wawancara
Disiplioner
Supervisor
mencoba membetulkan perilaku/sikap karyawan yang tidak sesuai dengan peraturan
perusahaan.
9. Wawancara
Pemutusan Hubungan kerja
Supervisor
menjelaskan kepda karyawan alas an – alas an terjdinya PHK, ketentuan PHK yang
tidak bertentangan dengan UU dan tetap menjaga hubungan baik dengan karyawan.
3. Persiapan
Berbicara
Persiapan
berbicara hampir sama dengan persiapan komunikasi bisnis lainnya. Langah –
langkah berikut apat dijadikan sebuah pedoman persiapan berbi cara.
1.
Menetapkan Tujuan
Secara umum,
tujuan pembicaraan dibedakan menjadi dua, yaitu memberikan informasi atua untuk
mempengaruhi
2.
Menganalisis orang yang akan diwawancarai/diajak berbicara.
Pahami
Sebanyak mungkin informasi orang tersebut pemahaman terhadap karakteristik
audiens sangat menentukan keberhasilan komunikasi.
3. Munyusun
materi yang akan ditanyakan ( pertnyaan wawancara )
Dalam hal
ini terdapat 4 type pertanyaan , yaitu :
a. Open –
ended question
Pertanyaan
dalam bentuk ini meminta orang yang diajak berbicara ( diwawancarai ) untuk
memberikan pendapatnya.
b. Direct
open –ended question
Dalam hal
ini, pihak yang diajak berbicara dimintai pendapatya mengenai sesuatu yang baru
sj terjadi dan diminta untuk menjelaskannya.
Closed –
ended question
Jawaban
dapat merupakan pilihan berganda, beul – betul, atau ya – tdak. Tidak
dimungkinkan bagi pihak yang diajak bicara untuk menjawab diluar jawaban yang
telah disediakan.
Restement
Question
Merupakan
perttanyaan ynag menggambarkan jawaban yang baru saja diberikan oleh pihak
diajak berbicara.
4.
Mengorganisasikan Pembicaraan
Pembicaraan
juga harus diorganisasikan seperti halnya komunikasi tertulis. Suatu wawncara
atau pembicaraan akan terdiri dari bagian pembukaan, isi, dan penutup.
MENYIMAK (
LISTENING )
1.
Pengertian Menyimak ( listening )
Menyimak (
listening ) didefisinikan sabagai kegiatan yang bersifat dimana seseorang
menerima mempehatikan, serta mememahami suara ( Barker dalam Hariyani, 2001:242
)
2. Proses
Menyimak
Tahap –
tahap dalam proses menyimak bisa didefisinikan menjadi Enam, yakni mendengarkan
( hearing ), memperhatikan, memahami, mengingat, mengevaluasi, dan menanggapi (
barker dalam Haryani, 2001:242 )
1.
Mendengarkan ( hearing )
Mendengarkan
dalam arti hearing didefisinikan sebagai aktifitas fisik dimana seseorang
menerima suara melalui indra pendengaran.
2.
Meperhatikan ( attention )
Perasaan
seseorang secara terus menerus dibombardir dengan berbagai simui/rangsangan
yang berasal dari luar. Hal tersebut memenuhi otak dengan berbagai informasi
atau pesan yang dikirim oleh pihak luar.
3. Memahami
( understanding )
Pesan yang
dikirim dalam symbol - symbol yang dilihat atau didengar akan diberi makna.
4. Mengingat
( remembering )
Pesan yang
diterima setelah masuk kedalam ingatan pesan tersebut akan dihubungkan dengan
pesan yang sudah megendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian
ingatan baru.
4. Individu
Penyimak, Penyebab dari tidak efektifnya individu penyimak dapat berupa kondisi
fisik penyimak, kebiasaan penyimak, dan tanggung awab penyimak.
5.
Pentingnya Menyimak Dalam Dunia Bisnis
Kemampuan
menyimak akan menghilangkan masalah – masalah komunikasi yangb timbul dalam
bisnis seperti :
1.
Memecahkan Konflik, konflik tidak selalu jelek secara konflik dapat menumbuhkan
kreatifitas. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana agar konflik
itu tidak berebihan sehingga menimbulkan sifat anarkis.
2.
Menanggulangi Perlawanan, saat menghadapi perlawanan dari orang lain, usahakan
tetap da menunjukkan adanya kebutuhan dari orang yang melawan.
3.
Mengadakan Negosiasi, negosiasi adalah penggunaan ketrampian komuikasi da tawar
– menawar mengenai subjek bisnis tertentu atau mengatasi konflik dan mencapai
hasil yang memuaskan ( stoner dalam Hariyani, 2001:249 )
Selain
memiliki kemampuan dalam bericara dan menyimak, terdapat Lima syarat yang perlu
disadari agar proses negosiasi berhasil yaitu :
1. Common
Interest ( adanya kepentinga bersama )
2. Common
Will ( keinginan bersama )
3. Good
Fight ( itikad baik )
4. Tolerance
( tenggang rasa )
5. Mutval
Benefits ( keuntungan bersama )
BAB III
PENUTUP
Dalam
kehidupan sehari – hari, waktu berkomunikasi lebih banyak digunakan dengan
bentuk berbicara dan menyimak ( Listening ). Demikian juga yang terjadi dalam
komunikasi bisnis. Dalam aktifitasnya sehari – hari, para pelaku bisnis lebih
banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dari pada berbicara. Secar garis
besar , komunikasi lisan ( Oral Communication ) terdiri dari dua aspek, yakni
berbicara dan menyimak.
4.2 Sasaran
4.3 Kritik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar